Senin, 28 Februari 2011

Briku Hati Mu

Baru saja saya berjumpa dengan rekan saya dan bercakap-cakap mengenai musik gereja. Saya jadi teringat dengan artikel saya yang berjudul Rahasia Pengiring Gereja(Piano, Organ dan Keyboard) Yang BerhasilTernyata sebelum menjadi pengiring gereja, dibalik semua yang saya tulis, semuanya harus dimulai dengan satu kata, yaitu : hati.
Tidak peduli sepandai apapun kita. Sekaya apapun kita. Siapapun kita. Bila kita tidak ada hati, maka semuanya akan sia-sia. Maksud saya disini dengan hati adalah seperti yang terdapat dalam Roma 12:1 :
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”
Mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup. Kita hidup untuk memuliakan Tuhan. Semua yang kita miliki adalah untuk memuliakan Dia, sekecil apapun itu.
Saya memiliki pengalaman tentang ini, dimana saya melatih calon musisi gereja dengan gratis. Awalnya banyak peminat karena gratis. Tetapi akhirnya bisa ditebak. Hanya beberapa orang yang bertahan. Ada juga yang merasa sudah cukup memberikan uang ke gereja, sehingga meski musik di gereja sangat jelek (yang main pas-pasan), dan ia memiliki anak yang jago main, tetapi tidak di dorong untuk melayani Tuhan. Lebih baik memberi/mengajar les dan main di hotel-hotel yang menghasilkan banyak uang. Perhitungannya adalah karena les piano atau alat musik kan mahal. Mengapa harus melayani dengan gratis? Ia lupa bahwa semua hartanya adalah pemberian Tuhan.
Bahkan dari pengalaman teman, masalah hati lah yang membuat semua usaha yang dilakukan gagal, sehingga beliau saja yang terus menjadi pemain tunggal di gereja tersebut. Sungguh sangat ironis mengingat kalau pemimpin pujian meminta jemaat tepuk tangan untuk bri kemuliaan bagi Tuhan, semua tepuk tangan. Titik. Tidak lebih. Setelah itu, jemaat menyanyi kembali dengan pujian yang miskin (pemimpin pujian dan pemain musik pas-pasan bahkan fals). Apakah ini memuliakan Tuhan? Memuliakan Tuhan harus dilakukan dengan suatu tindak nyata. Bukan hanya tepuk tangan!
Lalu bagaimana kita bisa mempunyai hati untuk memuliakan Tuhan dan memberi yang terbaik, yang dalam konteks tulisan ini adalah terlibat dalam pujian dan memainkan alat musik? Mari kita instrospeksi diri. Apakah kita sudah memberi yang terbaik. Juga kita doakan Tuhan menyentuh setiap hati yang keras. Melembutkannya. Dan jikalau kita berkesempatan melayani Dia, jangan sia-siakan. Mari layani Dia. Muliakan Dia. Brilah hati kita kepadaNya. Bukan kepada dunia atau harta kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar